Beberapa Hal Ini Perlu Kamu Pikirkan Jika Hendak Menikah
married | pixabay.com |
“Tak ada kursus singkat untuk menjadi orang tua”
Setuju dengan pernyataan di atas? Saya sih setuju, karena saya sudah merasakannya!
Menikah adalah sebuah pilihan, keputusan
dan kesepakatan. Semua itu bukan semata menjawab lambe tetangga yang tidak ada habisnya mencampuri kehidupan kita, that’s reality!
Ketika masih kuliah, tetangga
bertanya: “Kapan lulus?”
Ketika sudah lulus kuliah,
tetangga kembali bertanya: “Kapan kerja?”
Ketika sudah bekerja, tetangga
pun bertanya kembali: “Kapan nikah?”
Dan pertanyaan-pertanyaan lain
serta selanjutnya yang turun bagai hujan deras di siang bolong. Sungguh syahdu lambe tetangga bukan?
Jengkel? Lumrah, namanya juga
manusia. Namun dibalik lambe itu
tersimpan perhatian lebih dari si tetangga, dari situ kita justru bisa
memperbaiki apa yang kurang dari diri kita. Karena sebaik-baiknya kita—baik
bertingkah laku atau apapun itu—, ada
saja lambe tetangga yang
mengumandangkan cuitan. Haters dibutuhkan
untuk menjadi populer bukan? Jasa haters pun
‘mahal’, lumayan dapet haters
gratisan kan?
Pemandangan prioritas adalah wajahnya
keranjang di pagi hari | pixabay.com |
Kembali ke urusan menikah.
Menikah tak sekadar “I love you” n “You
love me”, itu jamannya pacaran dan nge-gombal
abis! Selain menyatukan kedua insan,
menikah juga menyatukan dua keluarga—sosial dan budaya. Ketika janji suci
diucapkan disertai doa yang terapalkan, di situ adalah awal dimulainya wajah
doi adalah pemandangan prioritas. Dari mata melek
sampai mata terpejam, wajah doi yang selalu kamu lihat. Bosan? Menurutku sih enggak, gak ada bosannya! Selalu
saja ada hal yang berbeda pada wajahnya di tiap harinya. Buktikan sendiri!
Berpisah atap dari orang tua merupakan pilihan terbaik
rumah idaman |
Jika telah menikah, sebaiknya
berpisah atap dengan orang tua maupun mertua. Bagaimanapun sebuah negara yang
telah berdaulat tidak akan bisa menjalankan pemerintahannya dengan baik jika
ada campur tangan dari negara lain. Rasanya keki
aja. Misal sudah punya kesepakatan dengan doi kalau aturan di keluarga kecil
yang baru dibina kalian seperti ‘ini-ini-ini’—membacakan pasal-pasal keluarga.
Namun pada kenyataannya ’kemerdekaan’ itu diakui secara de facto secara de yure
ya orang tua atau mertualah yang berkuasa. Sekadar jadi isapan jempol belaka!
Ntah itu nge-kost,
ngontrak, menempati rumah pemberian orang tua ataupun menempati rumah sendiri,
maka saya ucapkan selamat! Selamat mengatur keluarga kecilmu dengan aturan
kalian sendiri. Terlebih jika telah memiliki anak. Pola asuh dan pendidikan
anak dapat diberikan dengan kesepakatan bersama, seperti apa pengasuhan dan
penerapan pendidikan kepada si anak.
Sharing is caring
melewati berdua |
Berbagi adalah peduli. Ya, tentu
saja! Baik suami, maupun istri, keduanya sama-sama bekerja. Suami wajib
mencarikan nafkah untuk istri dan anak, sedangkan istri membantu mencukupi
kebutuhan keluarga. Jangan salah, ketika seorang istri menyandang gelar
pekerjaan: IRT (Ibu Rumah Tangga), hal tersebut bukan semata bahwa “oh istrimu di rumah ya, gak kerja”.
Sini bung! Mengurus rumah, dari mulai menyiapkan keperluan suami yang akan
berangkat kerja, merapikan rumah, mencuci, menyapu, mengepel, dan
pekerjaan-pekerjaan lain, itu bukan pekerjaan?? Pekerjaan rumah tidak ada
habisnya bung, serius!
Kami, bukan penganut sistem
feodal. Di mana seorang suami harus dilayani bak raja. Makan diambilkan,
disuapi, bahkan sampai dikunyahkan dan ditelankan, bukan yang seperti itu. Kami
harus peka dan tahu porsi masing-masing. Semisal istri sudah memasakan dan saya
merasa lapar, saya mengambil makan sendiri, kecuali istri menawari ya.. namanya
juga istri berbakti—hehehe.
Begitu pun untuk pekerjaan rumah, jika saya selo dan kiranya istri kerepotan, saya
turut andil dalam pekerjaan rumah. Baik itu mencuci pakaian, cuci piring,
menyapu, mengepel, mengasuh anak, menyuapi anak, dan masih banyak lagi. Banyak
bukan pekerjaan rumah itu?
Pilih, atau tidak sama sekali
2 pilihan |
Kesemuanya itu tak akan kita dapatkan dibangku pendidikan mana pun. Bahkan di bangku perkuliahan yang mahal sekalipun. Tak ada kursus singkat untuk menjadi orang tua. Cara terbaik adalah learning by doing. Perbanyak ilmu dan wawasan mengenai parenting. Mulai dari baca-baca artikel parenting bahkan hingga mengikuti seminar-seminar parenting. Semua tinggal mau tidaknya kita menjadi orang tua. Karena menikah dan menjadi orang tua adalah pilihan.
Writing is healing
writing at blog | pixabay.com |
Menuliskan pengalaman ataupun
tips seperti saya, itu juga pilihan. Disaat kita tak bisa bercerita melalui
lisan, kita bisa menuangkannya lewat tulisan. Percayalah, bahwa writing is healing. Mau ikuti jejakku?
#SemuaBisaJadiPenulis
Posting Komentar
Posting Komentar